Cara Setting Bios Semoga Dapat Install Ulang Dengan Flashdisk
Cara setting BIOS yang benar beserta gambarnya. Kalau kau ingin install ulang Windows, biasanya kau harus mengatur ulang BIOS (Basic Input-Output System) terlebih dahulu. BIOS ini merupakan aktivitas yang ditanam dalam chip ROM pada motherboard dan bekerja secara sanggup bangkit diatas kaki sendiri tanpa harus load aktivitas dari disk.
Fungsi utama BIOS ini yaitu mengecek semua hardware komputer/laptop sebelum melaksanakan load pada sistem operasi. Jadi, sebelum komputermu startup Windows, BIOS ini akan menyidik terlebih dahulu semua hardware yang terpasang. RAM, Drive, Prosesor, VGA, motherboard semuanya harus dipastikan berjalan normal dan sudah terpasang dengan benar.
Kalau investigasi menyatakan sudah benar semua, maka sistem akan melanjutkan untuk load aktivitas yang berada pada disk.
Dengan setting BIOS, kita bisa mengubah banyak sekali hal pada sistem menyerupai data, tanggal dan waktu maupun proses bootingnya. Tampilan dalam BIOS juga akan berbeda-beda tergantung merk/vendor pembuatnya. Hal ini alasannya ialah BIOS terikat pribadi dengan motherboard sehingga fungsionalitas dan tampilannya sama persis dengan konfigurasi pabrik.
Berbicara mengenai BIOS, kita juga sering mendengar istilah UEFI (Unified Extensible Firmware Interface). UEFI ini mempunyai fungsi dasar yang sama dengan BIOS namun teknologi yang dipakai lebih anggun dan cukup mendukung untuk varian komputer atau laptop dikala ini.
Mungkin itu saja pengertian setting bios dan UEFI. Selanjutnya, mari kita simak langkah-langkah konfigurasi BIOS secara singkat berikut ini.
Cara Setting BIOS Agar Bisa Install Ulang dengan Flashdisk
Sebelum lanjut ke langkah-langkahnya, kau perlu tahu terlebih dahulu mengapa kau harus setting BIOS. Sebenarnya, setting BIOS sendiri bisa dilakukan untuk banyak sekali keperluan seperti:
- Pengaturan booting pada instalasi Windows XP, Windows 7, Windows 8, Windows 10 dan sistem operasi lainnya.
- Salah satu mekanisme instalasi OS yang cukup penting, jadi memang harus dilakukan.
- Untuk mengatur tanggal dan waktu dengan benar.
- Pengamanan sistem operasi dengan password/kata sandi.
- Keperluan gaming menyerupai pengaturan mode overclock.
Untuk mengakses BIOS, masing-masing laptop dan komputer tentu memliki cara yang berbeda-beda. Namun, tombol yang paling sering dipakai untuk mengakses BIOS ialah F2, F12 dan Delete.
Saat laptop atau komputermu mati, coba nyalakan dan tunggu hingga masuk mode booting. Tunggu hingga muncul goresan pena “Press [tombol] enter to Setup” atau semacamnya yang akan ditampilkan secara cepat, kurang lebih hanya 5 detik saja. Pada dikala itu, coba tekan tombol yang diperintahkan untuk masuk ke BIOS contohnya F2 sesegera mungkin.
Kalau ternyata tetap terlewat, maka kau bisa merestart komputer terlebih dahulu dan tekan kembali tombol yang diperintahkan untuk masuk BIOS.
Selanjutnya, tunggu hingga jendela BIOS tampil. Kamu tidak perlu khawatir menunggu usang alasannya ialah sehabis kau menekan tombol, maka jendela akan secepatnya muncul. Kalau sudah selesai, kau akan dibawa ke sajian pengaturan BIOS.
Mengenal Bagian-bagian BIOS beserta Penjelasannya
Saat masuk ke BIOS maka kau tidak bisa mengarahkan opsi dengan mouse atau touchpad (kecuali memakai BIOS versi terbaru). Kamu hanya bisa memakai tombol arah dan beberapa tombol fungsi untuk mengarahkan/memilih opsi.
Agar tidak terlalu bingung, lihat saja bab samping pada tampilan BIOS. Biasanya akan ada daftar tombol yang bisa dipakai beserta klarifikasi mengenai fungsinya.
Untuk masing-masing bab BIOS, kau bisa mempelajarinya lebih dalam dengan membaca ulasan berikut.
a.) Main
Pada sajian ini, akan muncul beberapa isu terkait waktu sistem, drive yang terpasang pada slot SATA dan sebagainya. Namun, pada beberapa motherboard mungkin saja ada penambahan isu di sajian main ini.
b.) Advanced
Di sajian Advanced ini, kau bisa mengatur banyak sekali hal mengenai komponen-komponen apa saja yang terpasang.
Kalau kau ingin install Windows XP, Windows 7, Windows 8, Windows 10 atau yang lainnya, kau bisa mengubah mode SATA ke IDE atau sebaliknya. Selain itu, kau juga bisa menonaktifkan (disabled) port yang ada pada komputermu. Informasi lainnya bisa kau baca saja pada sajian ini, kalau tidak tahu gunanya lebih baik abaikan saja.
c.) Security
Di sini, kau bisa memberi password untuk menambah tingkat keamanan. Misalnya saja kau memberi BIOS password untuk mengamankan banyak sekali settingan pada BIOS. Jadi, setiap masuk BIOS akan muncul opsi untuk memasukkan password. Ada juga HDD password yang akan memproteksi harddisk sehingga tiap kali login sistem operasi akan dimintai password.
Catatan: Dalam hal pemberian password, kau dihentikan sembarangan. Pastikan passwordnya diingat dan jangan hingga lupa.
Hati-hati juga dikala memberi password ke harddisk/SSD. Sebelum kau memindah disk drive tersebut ke komputer lain, ada baiknya hilangkan passwordnya terlebih dahulu. Karena biasanya, sebelum password dilepas drive tidak akan terbaca oleh komputer baru.
d.) BOOT
Ini merupakan sajian yang cukup penting kalau kau ingin menginstall sistem operasi. Di sajian ini, kau bisa mengatur urutan booting semoga bisa dimuat sesuai kebutuhan.
Misalnya, kau ingin setting BIOS Asus untuk install Windows 7 dengan memakai flashdisk, maka aturlah flashdisk di urutan pertama. Dengan begitu, komputer akan booting melalui flashdisk. Ini juga berlaku kalau kau memakai CD/DVD untuk install ulang, aturlah hingga berada di urutan teratas.
Pada beberapa mode BIOS, kau juga bisa menentukan mau mode UEFI atau legacy BIOS. Sesuaikan saja dengan kebutuhan.
e.) Exit
Kalau kau sudah setting BIOS, maka hal yang harus kau lakukan selanjutnya ialah menyimpan pengaturan dan keluar dari BIOS. Di sajian ini, kau tinggal pilih saja beberapa opsi yang diinginkan.
Cara Setting BIOS yang Benar
1. Mengubah Pengaturan dengan Hati-hati
Ketika menyesuaikan pengaturan pada BIOS, pastikan Anda mengetahui dampak dari pengaturan tersebut. Perubahan yang salah sanggup menyebabkan kegagalan/kerusakan sistem atau perangkat keras.
Saat mengatur BIOS, pastikan kau sudah tahu apa yang akan terjadi kalau kau menentukan sebuah opsi. Kalau kau tidak tahu fungsi dan apa yang ingin diubah, maka sebaiknya kau tidak usah mengubah apa pun.
Mengubah tanpa ada pemahaman sama saja ‘percuma’ dan bahkan berbahaya.
2. Mengubah Urutan Device untuk Booting
Dalam sajian boot, kau bisa menentukan device mana yang ingin dipakai untuk booting sistem operasi atau untuk mengatasi banyak sekali hal terkait sistem operasi. Untuk menentukan banyak sekali opsi, kau bisa memakai tombol arah/navigasi.
3. Membuat Kata Sandi BIOS
Kalau kau benar-benar ingin mengamankan komputermu dari pembajakan secara langsung, maka kau bisa memberi kata sandi pada BIOS. Nantinya, sistem operasi tidak bisa berjalan kalau ada seseorang yang salah dalam memasukkan kata sandi.
4. Mengubah Tanggal dan Waktu
Perlu kau tahu, tanggal dan waktu pada sistem operasi ternyata berasal dari jam BIOS. Kalau kau mengganti baterai komputer, maka jam BIOS biasanya akan melaksanakan pengaturan ulang secara otomatis.
5. Mengubah Kecepatan Kipas dan Voltase Sistem
Opsi ini mungkin lebih baik dilakukan oleh pengguna komputer yang sudah ‘Pro’. Di opsi ini, kau bisa melaksanakan overclock pada CPU sehingga komputer bisa menghasilkan kinerja yang lebih bagus. Namun, sebaiknya pengaturan ini dilakukan kalau memang kau yakin dengan hardware yang kau gunakan. Mungkin saja kau membutuhkan perangkat lain menyerupai VGA card dengan kualitas yang cukup mumpuni.
6. Menyimpan Perubahan dan Keluar dari BIOS
Jika dirasa semuanya sudah diatur, kau bisa menyimpan semua perubahan dan keluar dari BIOS memakai opsi “Save and Exit”. Kamu juga bisa memakai tombol F10 pada keyboard untuk mempercepat langkah.
Kalau kau menentukan opsi Exit saja, maka semua perubahan yang sudah kau lakukan tidak berpengaruh.
Saat perubahan disimpan dan komputer dijalankan kembali, maka komputer akan bekerja menurut pengaturan BIOS yang baru.
Tips
Pengaturan BIOS memang berbeda-beda tergantung dari model dan brand komputernya. Mungkin saja setting BIOS di komputermu lebih terbatas dibandingkan dengan pengaturan BIOS komputer yang lain.
- Laptop atau komputer dengan sistem operasi Windows 8, 8.1 dan 10 mungkin dilengkapi dengan papan induk yang bisa menyulitkanmu untuk masuk BIOS. Dalam hal ini, coba jalankan ulang komputermu kemudian coba saluran kembali BIOS-nya beberapa kali sebelum kau masuk ke halaman BIOS. Namun kalau ternyata bisa pribadi masuk, maka abaikan saja tips ini.
- Saat mengatur disk untuk booting, kau bisa mengecek terlebih dahulu dengan menekan tombol F12. Pastikan disk/perangkat yang akan dipakai untuk booting berada di urutan pertama. Dengan begitu, sistem operasi bisa melaksanakan booting sesuai disk yang diinginkan. Ini sangat mempunyai kegunaan dikala kau ingin menginstall sistem operasi dengan pemberian Flashdisk atau CD/DVD.
Peringatan
Beberapa hal berikut ini perlu kau perhatikan semoga pengaturan BIOS dan komputer tidak mengalami masalah.
- Jangan mengubah aspek atau pengaturan yang tidak benar-benar Anda pahami.
Kalau kau belum paham mengenai opsi yang ingin diatur, sebaiknya jangan dirubah. Biarkan saja. Pengaturan yang salah mungkin akan menciptakan komputermu bermasalah. Jika sudah terlanjur, kau bisa restart komputermu kemudian masuk ke BIOS lagi. Setelah itu, pilih opsi “load default” kemudian “Save and Exit”.
- BIOS untuk Maintenance
Perlu kau tahu juga, BIOS ini juga bisa kita manfaatkan untuk mengidentifikasi permasalahan sewaktu komputermu rusak atau ada komponen yang tidak terpasang dengan benar. BIOS akan menghasilkan suara beep untuk mengambarkan kondisi komputer.
Kalau ada suara Beep 1x pendek, maka komputermu baik-baik saja. Sebaliknya kalau tidak ada bunyi, beep panjang atau beep lebih dari 3x, maka ada yang salah pada komputermu. Segera cari tahu apa masalahnya kemudian perbaiki sesegera mungkin.
Nah, itulah beberapa cara setting BIOS semoga bisa install ulang dengan flashdisk atau CD/DVD. Semoga kau bisa mengatur BIOS dengan lebih gampang baik itu untuk install OS atau untuk keperluan lainnya. Sekian, selamat mencoba!